Jumat, 29 Agustus 2014

tentang yaumuddin via twitulama.com

Tentang “Yaumuddin” di surat al Fatihah, ada penjelasan di ayat lain bahwa maknanya adalah “Hari yang agung”. “Tidakkah mereka yakin bahwa mereka akan dibangkitkan, pada satu hari yang agung. Hari di mana seluruh manusia berdiri menghadap Rabbnya” (al Muthaffifin: 4-6)”

@ibrahim_aldwish - Dr Ibrahim ad Duwaisy, Dosen sunnah nabawiyyah di Universitas Qashim, Kepala Pusat Studi Kemasyarakatan. 15/7/2014

Rabu, 20 Agustus 2014

Resah Akan Nasib Amalnya

Resah Akan Nasib Amalnya
Allah berfirman,
ﺇِﻧَّﻤَﺎ ﻳَﺘَﻘَﺒَّﻞُ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻣِﻦَ ﺍﻟْﻤُﺘَّﻘِﻴﻦَ
“Allah hanya akan menerima amal dari orang yang bertaqwa.” (QS.
Al-Maidah: 27)
Ayat ini menjelaskan bahwa orang yang diterima amalnya berarti dia
telah menjadi orang yang bertaqwa di sisi Allah. Seorang ulama
mengatakan,
ﻟﻮ ﻋﻠﻤﺖُ ﺑﺄﻥَّ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﻗﺒﻞَ ﻣﻨَﻲ ﺭﻛﻌﺘﻴﻦِ ﻛﺎﻥَ ﺃﺣﺐَّ ﺇﻟﻲَّ ﻣﻦ ﻛﺬﺍ ﻭﻛﺬﺍ
“Andai aku tahu Allah menerima dariku shalat dua rakaat saja, itu
lebih aku cintai dari pada harta yang sangat banyak.”
Mengapa mereka merasa sangat bahagia hanya dengan diterimanya
satu amal?
Karena berarti mereka sudah dianggap bertaqwa oleh Allah.
Akan tetapi, yang perlu kita renungkan, tidak ada satupun manusia
yang tahu apakah Allah menerima amalnya ataukah tidak. Karena
itulah, orang-orang soleh selalu resah akan nasib amalnya.
Seorang ulama, Malik bin Dinar mengatakan,
ﻭﺩِﺩﺕُ ﺃﻥَّ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﺇﺫﺍ ﺟﻤﻊَ ﺍﻟﺨﻼﺋﻖَ ﻳﻘﻮﻝُ ﻟﻲ : ﻳﺎ ﻣﺎﻟﻚُ، ﻓﺄﻗﻮﻝُ : ﻟﺒﻴَّﻚَ، ﻓﻴﺄﺫﻥُ ﻟﻲ ﺃﻥ
ﺃﺳﺠﺪَ ﺑﻴﻦَ ﻳﺪﻳﻪِ ﺳﺠﺪﺓً ﻓﺄﻋﺮﻑُ ﺃﻧﻪ ﻗﺪ ﺭﺿﻲَ ﻋﻨﻲ، ﺛﻢ ﻳﻘﻮﻝُ : ﻳﺎ ﻣﺎﻟﻚُ، ﻛﻦْ ﺗﺮﺍﺑًﺎ
ﺍﻟﻴﻮﻡَ، ﻓﺄﻛﻮﻥُ ﺗﺮﺍﺑًﺎ
Saya membayangkan, ketika Allah mengumpulkan seluruh makhluk,
kemudian dia memanggilku, ’Hai Malik’
’Saya sambut panggilan-Mu’ jawabku.
Kemudian Dia mengizinkan aku untuk sujud di depan-Nya. Sehingga
berarti aku tahu Dia telah meridhaiku. Kemudian Dia berfirman,
’Hai Malik, sekarang, jadilah debu.’
Kemudian aku jadi debu. (Tafsir Ibnu Rajab, 1/242)
Kita tidak tahu apakah Allah sedang murka kepada kita ataukah ridha
kepada kita…
Barangkali dia sedang marah kepada kita sementara kita tenang-
tenang saja…

Artikel nasehat.net